Jumat, 11 Maret 2011

Teknik Perang Nusantara

Pada masa kerajaan- kerajaan kuno di Indonesia sering terjadi perang antar kerajaan, baik untuk menaklukkan suatu daerah tertentu ataupun masalah lainnya yang menyebabkan pertempuran tersebut. Setelah kedatangan bangsa-bangsa asing di Nusantara seperti bangsa Portugis, Inggris dan Belanda pertempuran lebih sering terjadi karena bangsa asing tersebut ingin menaklukkan daerah Nusantara.
Dalam menghadapi peperangan kerajaan-kerajaan Nusantara sudah mengenal teknik- teknik perang antara lain, teknik perang di daratan dengan mengadakan serangan mendadak. Hal ini dapat dilihat dari perang antara Madura dan Mataram yang pada waktu itu pasukan berkuda Madura menyerang secara tiba-tiba dan membabi buta ke pasukan Mataran dengan memegang tombak di tangannya, cara ini dapat mengusir pasukan-pasukan Mataram tersebut.dari tempat persembunyiannya.
Taktik lainnya adalah dengan memperlambat kedatang musuh dengan cara menebang pohon-pohon yang besar kemudian diletakkan di jalan yang akan dilewati oleh musuh sehingga mempersulit perjalanan musuh. Untuk mempersukar musuh ada cara lainnya yaitu dengan membakar tempat-tempat yang di anggap penting perkampungan, persawahan, lumbung padi dan sebagainya sehingga mush mengalami masalah perbekalan, dengan kurangnya bekal yang di bawa maka akan membuat fisik mush menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditaklukkan. Cara ini dilakukan jika perang diperkirakan akan berlangsung lama.
Pada abad ke XVI dan XVII kerajaan-kerajaan di Indonesia sudah ada yang menggunakan kapal-kapal kecil seperti lalanang, guraka dan jung-jung untuk berperang melawan musuh. Kapal-kapal kecil tersebut banyak digunakan oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa dan kapal-kapal tersebut banyak dibuat di pantai utara Jawa terutama di Japara. Selain kapal-kapal kecil ada juga kapal besar dengan persenjataan lengkap, kapal besar ini diantaranya pernah didatangkan dari Turki oleh orang Aceh untuk memerangi orang Eropa yang ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah ( Marwati Djoened 2008 : 402 ). Setelah mendapat pengaruh dari Cina dan Eropa teknik pembuatan kapal di Nusantara mengalami peningkatan mutu.
Selain kapal, senjata api juga sudah dikenal di Indonesia pada abad XVI dan XVII, meskipun kemahiran dalam menggunakan senjati api tersebut tidak begitu baik. Dalam memepergunakan senjata seperti meriam orang orang nusantara biasanya mempekerjakan tawanan-tawanan Eropa yang telah mengerti bagaimana cara mempergunakan meriam tersebut. Pada tahun 1602 saat adipati Demak mempergunakan tawanan-tawanan Inggris dan Belanda untuk menembakkan meriam kea rah musuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar